Senin, 27 Desember 2010

Tugas Metode Riset

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan terhadap Financing/Loan To Deposits Ratio (FDR/LDR), Return On Total Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Capital Adequancy Ratio (CAR) dapat disimpulakn bahwa bank syariah relatif lebih baik daripada bank konvensional. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor berikut:

1. Bank konvensional harus memberikan return kepada nasabah yang disesuaikan dengan tingkat suku bunga pasar yang berlaku pada saat itu. Hal tersebut juga dapat menyebabkan bank konvensional negative spread, yang artinya return yang harus diberikan bank kepada nasabahnya lebih tinggi dibandingkan dengan apa yang diperoleh bank.

2. Dalam menyalurkan pembiayaannya, bank syariah lebih agresif/ekspansif sehingga membuat profitabilitas bank syariah lebih baik daripada bank konvensional.

srategi manajemen bank syariah lebih ekspansif/agresif dalam menyalurkan pembiayaannya karena bank syariah lebih memfokuskan penempatan aktiva produktifnya pada sektor riil jika dibandingkan dengan bank konvensional. Bank syariah lebih banyak menyalurkan dananya pada pembiayaan sedangkan bank konvensional, selain menyalurkan dananya ke sektor riil, juga menyalurkannya ke pasar uang dan pasar modal serta disalurkan pada SBI dan surat berharga lainnya.

5.2. Saran

Dari hasil kesimpulan dalam penelitian ini, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Perbankan Syariah

Secara umum, kinerja perbankan syariah lebih baik dibandingkan dengan perbankan konvensional. Akan tetapi, ada beberapa rasio yang lebih rendah dari perbankan konvensional, yaitu rasio permodalan (CAR), rasio rentabilitas (ROA, ROE), dan rasio efisiensi (BOPO). Untuk meningkatkan rasio-rasio tersebut, perbankan syariah perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Rasio permodalan perbankan syariah dapat ditingkatkan dengan penambahan modal. Hal ini dapat dilakukan dengan lebih memperhatikan kebutuhan modal pada setiap ekspansi kredit. Usahakan setiap asset yang berisiko tersebut menghasilkan pendapatan, sehinggga tidak perlu menekan permodalan.

b. Rasio rentabilitas dapat ditingkatkan dengan lebih berhati-hati dalam melakukan ekspansi. Usahakan setiap ekspansi senantiasa menghasilkan laba. Selain itu jangan biarkan asset berkembang tanpa menghasilkan produktifitas.

c. Rasio efisiensi dapat ditingkatkan dengan menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan operasional. Hal ini dapat dilakukan dengan menutup berbagai cabang yang tidak produktif dan melakukan outsourcing pekerjaan yang bukan pokok pekerjaan bank.

2. Bagi Perbankan Konvensional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa kinerja perbankan syariah secara umum lebih baik dibandingkan perbankan konvensional. Oleh karena itu, perbankan konvensional bisa mempertimbangkan untuk membuka atau menambah unit usaha syariah atau mengkonversi menjadi bank umum syariah.

3. Bagi peneliti yang akan datang

Karena penelitian ini hanya menggunakan enam rasio dalam mengukur kinerja perbankan, maka sebaiknya peneliti yang akan datang menggunakan lebih banyak rasio untuk mengukur kinerjanya. Selain itu, sebaiknya peneliti yang akan datang juga memperbanyak sampelnya, agar hasilnya lebih tergeneralisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Abustan. 2009. Analisa Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional, FE UG , Jakarta

Chantapong, 2003, Penelitian Perbandingan Kinerja Bank Domestik dengan Bank Asing, Thailand.

Edy Wibowo, Untung Hendy Widodo, 2005, Mengapa Memilih Bank Syariah, Ghalia Indonesia, Bogor.

Gemala Dewi, 2004, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan & Perasuransian Syariah Di Indonesia, Kencana, Jakarta..

Heri Sudarsono, 2003, Bank & Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, Ekonisia—FE UII, Yogyakarta.

____________, Agustus 2003, Perkembangan dan Prospek Bank Syariah di Indonesia, Fokus Ekonomi, Vol. 2, No. 2.

Kasmir, Bank dan Lembaga keuangan, PT.RajaGrafindo Persada, 2007

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, ” Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah”, Cetakan ke-1, Jakarta..

Laporan Keuangan Bank Muamalat. 2004-2008.

http://www.bankmuamalatindonesia.com. 9 Juli 2009

Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri. 2004-2008.

http://www.banksyariahmandiri.com. 9 Juli 2009

Laporan Keuangan Bank Syariah Mega Indonesia. 2004-2008.

http://www.banksyariahmegaindonesia.com. 9 Juli 2009

Laporan Keuangan Bank Syariah BII. 2004-2008.

http://www.banksyariahbii.com.9 Juli 2009

Laporan Keuangan Bank Negara Indonesia. 2004-2008.

http://www.banknegaraindonesia.com.9 Juli 2009

Laporan Keuangan Bank Mandiri. 2004-2008.

http://www.bankmandiri.com.9 Juli 2009

Laporan Keuangan Bank Mega Indonesia. 2004-2008.

http://www.bankmegaindonesia.com.9 Juli 2009

Laporan Keuangan Bank Internasional Indonesia. 2004-2008.

http://www.bankbii.com.9 Juli 2009

Lestiawati Hesty, 2009.Analisis Tingkat Kesehatan Bank di Indonesia Tinjauan Bank Syariah dan Konvensional, FE UG.Jakarta

Muhammad, 2005, Manajemen Bank Syariah, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Novita Wulandari, 2004, Keunggulan Komparatif Bank Syariah, Suara Merdeka, Senin 22 Nopember.

Nurmadi H. Sumarta, Yogiyanto, September 2000 Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Thailand, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan.

Rindawati Ema. 2007. Perbandingan Kinerja Keuangan, Perbankan Syariah dengan Perbankan

Konvensional , FE UII, Yogyakarta

Rubitoh, 2003, Penelitian Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Muamalat dengan Bank Konvesional (Enam Bank Konvensional).

Sabi, 1996, Penelitian Perbandingan Kinerja Bank Antara Bank Domestik dengan Bank Asing Pada Masa Transisi Menuju Ekonomi Berorientasi Pasar, Hungaria.

Samad dan Hasan, 2000, Penelitian Perbandingan Kinerja Bank Islam Malaysia (BIMB) Pada Awal dan Akhir Priode Pendiriannya, Malaysia.

Singgih Santoso, 1999 SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional, PT. Elexmedia Komputindo, Jakarta..

Suhaji Lestiadi, 2004, Praktek Pembiayaan Bagi Hasil Di Perbankan Syariah, Proceedings Seminar Nasional : Mencari Solusi Pembiayaan Bagi Hasil Perbankan Syariah.

Surifah, 2002, Kinerja Keuangan Perbankan Swasta Nasional Indonesia Dan Setelah Krisis Ekonomi, Jurnal ekonomi dan bisnis Indonesia, Vol.6, No. 2.

Syafi’I Antonio, 2001, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, Gema Insani Press, Jakarta.

Sudarsono, Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonesia

Tugas Metode Riset

BAB IV. HASIL ANALIS DAN PEMBAHASAN

PT BANK MUAMALAT INDONESIA

a. Hasil Perhitungan CAR BANK MUAMALAT INDONESIA

Berdasarkan rumus tersebut, maka CAR bank selama periode pengamatan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.1

2004

2005

2006

2007

2008

CAR

12,17

16,33

14,69

11,45

11,34

Pada tabel 4.1 dapat terlihat bahwa rasio CAR pada BANK MUAMALAT INDONESIA dari tahun 2004-2008 mengalami perubahan naik turun, akan tetapi besar rasio pada tahun 2008 masih cukup baik

b. Hasil Perhitungan ROA BANK MUAMALAT INDONESIA

Berdasarkan rumus tersebut, maka ROA bank selama periode pengamatan dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 4.2

2004

2005

2006

2007

2008

ROA

1,80

2,53

2,36

2,41

2,62

Pada tabel 4.2 dapat terlihat bahwa rasio ROA pada BANK MUAMALAT INDONESIA dari tahun 2004-2008 semakin tinggi, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan dalam menghasilkan profit yang semakin baik.

c. Hasil Perhitungan ROE BANK MUAMALAT INDONESIA

Berdasarkan rumus tersebut, maka ROE bank selama periode pengamatan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.3

2004

2005

2006

2007

2008

ROE

15,49

18,10

19,77

24,29

33,21

Pada tabel 4.3 dapat terlihat bahwa rasio ROE pada BANK MUAMALAT INDONESIA dari tahun 2004-2008 semakin tinggi, hal ini menunjukkan bahwa adanya kenaikan laba bersih yang semakin baik.

d. Hasil Perhitungan BOPO BANK MUAMALAT INDONESIA

Berdasarkan rumus tersebut, maka BOPO bank selama periode pengamatan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.4

2004

2005

2006

2007

2008

BOPO

86,70

81,59

82,69

82,09

78,73

Pada tabel 4.4 dapat terlihat bahwa rasio BOPO pada BANK MUAMALAT INDONESIA dari tahun 2004-2008 semakin rendah, hal ini menunjukkan bahwa bank mampu menekan biaya operasionalnya dan mengakibatkan semakin tinggi tingkat keuntungan bank.

e. Hasil Perhitungan FDR/LDR BANK MUAMALAT INDONESIA Berdasarkan rumus tersebut, maka FDR/LDR bank selama periode pengamatan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.5

2004

2005

2006

2007

2008

LDR

86,03

89,08

87,29

102,87

106,39

Pada tabel 4.5 dapat terlihat bahwa rasio LDR pada BANK MUAMALAT INDONESIA dari tahun 2004-2008 semakin tinggi, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan likuiditas bank yang semakin rendah.

PT BANK SYARIAH MANDIRI

a. Hasil Perhitungan CAR BANK SYARIAH MANDIRI

Berdasarkan rumus tersebut, maka CAR bank selama periode pengamatan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.6

2004

2005

2006

2007

2008

CAR

10,57

11,88

12,56

12,43

12,66

Pada tabel 4.6 dapat terlihat bahwa rasio CAR pada BANK SYARIAH MANDIRI dari tahun 2004-2008 mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan kualitas bank dalam menyediakan modal minimumnya semakin baik.

b. Hasil Perhitungan ROA BANK SYARIAH MANDIRI

Berdasarkan rumus tersebut, maka ROA bank selama periode pengamatan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.7

2004

2005

2006

2007

2008

ROA

2,86

1,83

1,10

1,53

1,83

Pada tabel 4.7 dapat terlihat bahwa rasio ROA pada BANK SYARIAH MANDIRI dari tahun 2004-2008 semakin tinggi, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan dalam menghasilkan profit yang semakin baik. Walaupun sempat terjadi penurunan pada tahun 2005 tetapi ROA pada tahun 2008 sudah cukup baik.

c.Hasil Perhitungan ROE BANK SYARIAH MANDIRI

Berdasarkan rumus tersebut, maka ROE bank selama periode pengamatan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.8

2004

2005

2006

2007

2008

ROE

22,28

1,83

10,23

16,05

2,13

Pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa rasio ROE pada BANK SYARIAH MANDIRI dari tahun 2004-2008 semakin rendah, hal ini menunjukkan bahwa adanya penurunan laba bersih.

d.Hasil Perhitungan BOPO BANK SYARIAH MANDIRI

Berdasarkan rumus tersebut, maka BOPO bank selama periode pengamatan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.9

2004

2005

2006

2007

2008

BOPO

2,70

4,65

3,60

3,41

3,20

Pada tabel 4.9 dapat terlihat bahwa rasio BOPO pada BANK SYARIAH MANDIRI dari tahun 2004-2008 memiliki rasio yang rendah, hal ini menunjukkan bahwa bank mampu menekan biaya operasionalnya dan mengakibatkan semakin tinggi tingkat keuntungan bank.

e. Hasil Perhitungan FDR/LDR BANK SYARIAH MANDIRI

Berdasarkan rumus tersebut, maka FDR/LDR bank selama periode pengamatan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.10

2004

2005

2006

2007

2008

LDR

92,50

83,09

90,18

92,98

89,12

Pada tabel 4.10 dapat terlihat bahwa LDR pada BANK SYARIAH MANDIRI dari tahun 2004-2008 mengalami perubahan yang cukup baik karena rasio pada tahun 2008 yang lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya meskipun pada tahun 2005 dapat lebih rendah dari tahun 2008. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan likuiditas bank yang semakin tinggi.

PT BANK SYARIAH MEGA INDONESIA

a.Hasil Perhitungan CAR BANK SYARIAH MEGA INDONESIA

Berdasarkan rumus tersebut, maka CAR bank selama periode pengamatan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.11

2004

2005

2006

2007

2008

CAR

21,26

10,40

12,91

8,30

14,77

Pada tabel 4.11 dapat terlihat bahwa rasio CAR pada BANK SYARIAH MEGA INDONESIA dari tahun 2004-2008 mengalami perubahan yang cukup baik dan pada tahun 2008 rasio CAR mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan kualitas bank dalam menyediakan modal minimumnya semakin baik.

b. Hasil Perhitungan ROA BANK SYARIAH MEGA INDONESIA

Berdasarkan rumus tersebut, maka ROA bank selama periode pengamatan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.12

2004

2005

2006

2007

2008

ROA

1,95

0,69

5,36

3,98

1,89

Pada tabel 4.12 dapat terlihat bahwa rasio ROA pada BANK SYARIAH MEGA INDONESIA dari tahun 2004-2008 semakin rendah, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan dalam menghasilkan profit yang tidak cukup baik.

c. Hasil Perhitungan ROE BANK SYARIAH MEGA INDONESIA

Berdasarkan rumus tersebut, maka ROE bank selama periode pengamatan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.13

2004

2005

2006

2007

2008

ROE

15,59

4,87

57,99

44,78

20,40

Pada tabel 4.13 dapat dilihat rasio ROE pada BANK SYARIAH MEGA INDONESIA tahun 2004-2008 semakin rendah, hal ini menunjukkan bahwa adanya penurunan laba bersih.tetapi besar rasio ROE pada tahun 2008 sudah cukup baik.

d. Hasil Perhitungan BOPO BANK SYARIAH MEGA INDONESIA

Berdasarkan rumus tersebut, maka BOPO bank selama periode pengamatan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.14

2004

2005

2006

2007

2008

BOPO

86,50

95,01

67,84

79,44

78,73

Pada tabel 4.14 dapat dilihat rasio BOPO pada BANK SYARIAH MEGA INDONESIA dari tahun 2004-2008 terjadi perubahan yang cukup baik, hal ini menunjukkan bahwa bank mampu menekan biaya operasionalnya dan mengakibatkan semakin baik tingkat keuntungan bank.

e.Hasil Perhitungan FDR/LDR BANK SYARIAH MEGA INDONESIA

Berdasarkan rumus tersebut, maka FDR/LDR bank selama periode pengamatan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.15

2004

2005

2006

2007

2008

LDR

67,44

50,61

86,08

99,54

73,85

Pada tabel 4.11 dapat dilihat bahwa rasio LDR pada BANK SYARIAH BII pada tahun 2004-2008 mengalami kenaikan dan penurunan, tetapi rasio pada tahun 2008 masih dapat dikatakan cukup baik, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan likuiditas bank yang semakin baik.

PT BANK SYARIAH BII

a. Hasil Perhitungan CAR BANK SYARIAH BII

Berdasarkan rumus tersebut, maka CAR bank selama periode pengamatan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.16

2004

2005

2006

2007

2008

CAR

20,89

21,74

23,30

21,33

19,58

Pada tabel 4.16 dapat terlihat bahwa rasio CAR pada BANK SYARIAH BII dari tahun 2004-2008 mengalami perubahan yang cukup baik dan pada tahun 2008 rasio CAR mengalami penurunan, hal ini menunjukkan kualitas bank dalam menyediakan modal minimumnya semakin baik.

b. Hasil Perhitungan ROA BANK SYARIAH BII

Berdasarkan rumus tersebut, maka ROA bank selama periode pengamatan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.17

2004

2005

2006

2007

2008

ROA

2,35

1,72

1,43

1,12

1,25

Pada tabel 4.17 dapat dilihat bahwa rasio ROA pada BANK SYARIAH BII dari tahun 2004-2008 mengalami perubahan naik turun, tetapi pada tahun 2008 rasio ROA sudah cukup baik walaupun tidak sebesar tahun 2004, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan dalam menghasilkan profit yang cukup baik.

c. Hasil Perhitungan ROE BANK SYARIAH BII

Berdasarkan rumus tersebut, maka ROE bank selama periode pengamatan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.18

2004

2005

2006

2007

2008

ROE

32,19

25,97

19,49

9,48

11,89

Pada tabel 4.18 dapat dilihat rasio ROE pada BANK SYARIAH BII tahun 2004-2008 semakin rendah, hal ini menunjukkan bahwa adanya penurunan laba bersih.tetapi besar rasio ROE pada tahun 2008 sudah cukup baik.

d. Hasil Perhitungan BOPO BANK SYARIAH BII

Berdasarkan rumus tersebut, maka BOPO bank selama periode pengamatan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.19

2004

2005

2006

2007

2008

BOPO

79,65

84,89

89,82

91,42

93,91

Pada tabel 4.19 dapat dilihat rasio BOPO pada BANK SYARIAH BII dari tahun 2004-2008 semakin tinggi, hal ini menunjukkan bahwa bank kurang mampu menekan biaya operasionalnya dan mengakibatkan semakin rendah tingkat keuntungan bank.

e. Hasil Perhitungan FDR/LDR BANK SYARIAH BII

Berdasarkan rumus tersebut, maka FDR/LDR bank selama periode pengamatan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.20

2004

2005

2006

2007

2008

LDR

43,62

55,30

57,22

76,10

79,45

Pada tabel 4.20 dapat dilihat bahwa rasio LDR pada BANK SYARIAH BII mengalami kenaikan dari tahun 2004-2008, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan likuiditas bank yang semakin rendah.

Penilaian Kinerja Bank Konvensional

1. Bank Nasional Indonesia

Tabel 4.21

Tahun

Rasio

2004

2005

2006

2007

2008

Rata-rata

kategori

CAR

17,10

16,00

15,30

15,70

13,50

15,52

sehat

ROA

2,50

1,60

1,90

0,90

1,10

1,6

sehat

ROE

29,60

12,60

22,60

8,00

9,00

16,36

sehat

BOPO

78,60

84,90

84,90

93,00

90,20

86,32

sehat

LDR

55,10

54,20

49,20

60,60

68,60

57,54

sehat

2. Bank Mandiri

Tabel 4.22

Tahun

Rasio

2004

2005

2006

2007

2008

Rata-rata

kategori

CAR

25,30

23,70

25,30

21,10

15,70

22,22

sehat

ROA

3,10

0,50

1,10

2,30

2,50

1,9

sehat

ROE

22,80

2,50

10,00

15,80

18,10

13,84

sehat

BOPO

45,2

55,6

48,9

46,7

42,3

47,74

sehat

LDR

53,70

51,70

57,20

54,30

59,20

55,22

sehat

3. Bank Mega Indonesia

Tabel 4.23

Tahun

Rasio

2004

2005

2006

2007

2008

Rata-rata

kategori

CAR

13,53

11,13

15,92

14,21

16,16

14,19

sehat

ROA

2,99

1,25

0,88

2,33

1,98

1,88

sehat

ROE

31,58

15,11

9,10

25,52

20,47

20,35

sehat

BOPO

73,74

88,78

92,78

79,22

83,25

83,55

sehat

LDR

48,80

51,25

42,70

46,74

64,67

50,83

sehat

4. Bank BII

Tabel 4.24

Tahun

Rasio

2004

2005

2006

2007

2008

Rata-rata

kategori

CAR

20,89

22,41

24,08

21,33

19,93

21,72

sehat

ROA

2,35

1,72

1,43

1,12

1,25

1,57

sehat

ROE

32,19

25,97

19,49

9,48

11,89

19,89

sehat

BOPO

79,65

84,89

89,82

91,42

93,91

87,93

sehat

LDR

43,62

55,30

57,22

76,10

79,45

62,33

sehat

Setelah dilakukan penilaian kinerja dari masing-masing bank syariah dengan cara menghitung rasio-rasio dari tiga aspek penilaian yaitu aspek likuiditas, rentabilitas dan permodalan, penulis akan membuat suatu analisa yang dinamakan dengan Tipologi Cluster, yaitu suatu analisa dengan cara :

1. membuat suatu peringkat dari rata-rata variabel keempat bank syariah tersebut.

2. membandingkan rata-rata variabel tersebut (CAR, ROA, ROE, LDR dan BOPO) untuk kemudian dibandingakn dengan rata-rata bank konvensional.

Untuk lebih jelasnya kedua analisis tipologi cluster tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

1. Tipologi cluster pertama

peringkat

bank

Rata-rata

car

bank

Rata-rata

roa

bank

Rata-rata

roe

bank

Rata-rata

bopo

bank

Rata-rata

ldr

1

BSBII

21,368

BMGI

2,774

BMGI

28,72

BSM

3,512

BSBII

62,338

2

BMGI

13,528

BMI

2,344

BMI

22,172

BMGI

81,50

BMGI

75,50

3

BMI

13,196

BSM

1,83

BSBII

19,804

BMI

82,36

BSM

89,574

4

BSM

12,02

BSBII

1,574

BSM

13,05

BSBII

87,94

BMI

94,332

Berdasarkan ketentuan standar terbaik BI, Pada gambar 4.25 dapat dilihat bahwa rata-rata CAR yang paling baik dimiliki oleh BANK SYARIAH BII, Bank Syariah Mega Indonesia berada pada peringkat kedua, Bank Muamalat Indonesia pada peringkat ketiga dan Bank Syariah Mandiri pada peringkat keempat

2. Tipologi cluster kedua

BANK

BANK SYARIAH

BANK

BANK KONVENSIONAL

CAR

ROA

ROE

BOPO

LDR

CAR

ROA

ROE

BOPO

LDR

BMI

13,196

2,344

22,172

82,36

94,332

BNI

15,52

1,60

16,36

86,32

57,54

BSM

12,02

1,83

13,05

3,512

89,574

MDRI

22,22

1,90

13,84

47,74

55,22

BMGI

13,528

2,774

28,72

81,50

75,50

MEGA

14,19

1,88

20,35

83,55

50,83

BSBII

21,368

1,574

19,804

87,94

62,338

BII

21,72

1,57

19,89

87,93

62,33

JUMLAH

60,112

8,522

83,746

255,31

321,74

JUMLAH

73,65

6,95

70,44

305,54

225,9

RATA2

15,028

2,13

20,936

63,82

80,435

RATA2

18,41

1,73

17,61

76,38

256,48

Berdasarkan uraian di atas rata-rata tingkat kesehatan bank syariah relatif lebih tinggi dibandingkan bank konvensional. Secara konsep, karakteristik yang dimiliki oleh bank syariah memiliki keunggulan dibandingkan dengan bank konvensional karena tidak tergantung pada fluktuasi suku bunga pasar yang membuat cost of capital bank syariah lebih rendah dan tidak mengalami negative spread. Faktor manajemen bank yang bersangkutan juga sangat mempengaruhi kemampuan bank dalam menghasilkan laba.